Sinaran.id, Jawa Timur – Di tengah popularitas Gunung Arjuno dan Welirang yang menjulang gagah di Jawa Timur, terdapat sebuah raksasa tidur yang menyimpan misteri topografi luar biasa.
Ialah Gunung Anjasmoro, sebuah pegunungan yang mungkin kurang akrab di telinga pendaki awam, namun memiliki karakteristik unik yang jarang dimiliki gunung lainnya. Yakni gugusan 40 puncak yang ekstrem dan tersebar di tiga wilayah kabupaten/kota.
Berbeda dengan gunung berapi tunggal pada umumnya, Pegunungan Anjasmoro merupakan kompleks pegunungan masif.
Secara geografis, ia berada satu klaster dengan Gunung Argowayang dan bersebelahan langsung dengan Arjuno-Welirang.
Meski terlihat berderet rapat dari kejauhan, gugusan ini sejatinya dipisahkan oleh jurang-jurang terjal yang membelah antar-puncak, menciptakan lanskap yang dramatis sekaligus berbahaya.
Wajah Tiga Kota
Luasnya bentangan Anjasmoro membuatnya menaungi tiga wilayah sekaligus, yakni Kota Batu, Mojokerto, dan Jombang.
Masing-masing wilayah memiliki gerbang menuju puncak-puncak spesifik dengan ketinggian beragam.
Di wilayah Kota Batu, terdapat titik tertinggi yang dikenal sebagai Top Anjasmoro atau Gunung Biru dengan ketinggian mencapai 2.277 mdpl. Pendaki biasanya mengakses titik ini melalui jalur Cangar, tepatnya via kawasan Pabrik Jamur.
Bergeser ke wilayah Mojokerto, terdapat Puncak Kukusan di ketinggian 1.950 mdpl yang bisa diakses melalui jalur Nawangan dan Rejosari.
Sementara bagi pendaki dari arah Jombang, tantangan tersaji di Puncak Cemorosewu (1.800 mdpl) via jalur Carangwulung, Wonosalam.
Artikel Terkait
7 Pesona Wisata Wonosalam Jombang: Destinasi Sejuk di Lereng Anjasmoro
Surga Kuliner di Lereng Anjasmoro Jombang, Menikmati Oseng Paru Pedas dan Aneka Sambal Nusantara di Selasar Wonosalam
Menyingkap Keindahan Puthuk Kencur, Punggung Naga Gunung Anjasmoro yang Menawan di Mojokerto
Mengungkap Misteri: Anjasmoro, Benteng Cinta di Jantung Kluster Arjuno-Welirang
Gunung Anjasmoro Tertutup Permanen: Ekosistem Primadona Konservasi yang Menolak Pendaki