Bukan Sekadar Gunung Mistis: Gunung Wilis Konon Saksi Bisu Kisah Purba Penciptaan Manusia Jawa dalam Manuskrip Majapahit

photo author
- Kamis, 27 November 2025 | 16:26 WIB
Gunung Wilis, salah satu pegunungan yang membentang di beberapa wilayah di Jawa Timur yang menyimpan legenda penuh misteri (Instagram/ @asli.nganjuk)
Gunung Wilis, salah satu pegunungan yang membentang di beberapa wilayah di Jawa Timur yang menyimpan legenda penuh misteri (Instagram/ @asli.nganjuk)

Sinaran.id, NganjukGunung Wilis, yang menjulang di Jawa Timur, selama ini dikenal menyimpan segudang kisah mistis.

Namun, di balik aura misteriusnya, gunung ini memiliki peran sentral yang jauh lebih kuno dan fundamental dalam kosmologi Jawa: ia dipercaya sebagai salah satu lokasi penciptaan manusia pertama di Pulau Jawa.

Kisah purba ini terabadikan dalam literatur klasik zaman Majapahit, yaitu naskah Tantu Panggelaran, yang pertama kali disunting oleh Dr. Theodoor Gautier Thomas Pigeaud pada tahun 1924.

Wilis dan Penancapan Pulau Jawa

Menurut Tantu Panggelaran, pada mulanya Pulau Jawa tidak stabil dan selalu berguncang. Para Dewa kemudian memutuskan untuk memindahkan puncak Gunung Mahameru dari India untuk menancapkan Pulau Jawa.

Baca Juga: Tantangan Baru di Selatan Jawa: Sensasi Kano Muara dan Sunset Dramatis di Pantai Blado Trenggalek

Dalam proses penempatan puncak Mahameru (yang akhirnya menjadi Gunung Semeru), ceceran materialnya membentuk deretan gunung di sepanjang Pulau Jawa, termasuk Gunung Lawu, Gunung Kelud, Gunung Kawi, Gunung Arjuna, dan yang paling penting dalam konteks sejarah ini, Gunung Wilis.

Gunung Pawinihan: Tempat Lahirnya Keturunan Pertama

Dalam literatur klasik Jawa, Gunung Wilis dikenal dengan nama kuno Gunung Pawinihan. Nama ini memiliki makna yang sangat penting, merujuk pada salah satu tempat di mana proses awal penciptaan manusia terjadi.

Menurut literatur "Jagad Gumelar – Manusia Tercipta" yang bersumber dari kisah penciptaan manusia, diceritakan bahwa upaya menciptakan manusia pertama kali dilakukan oleh Sang Hyang Batara Brama di Gunung Bromo.

Manusia ciptaan Brama, yang disebut Bangsa Keling, memiliki wujud gosong karena Brama adalah Dewa Api, dan mereka hanya mampu hidup di ketinggian bersuhu dingin.

Baca Juga: Bakso Keju Lumer Kuah Pedas: Sensasi Nikmat Bakso Pikat Jogja yang Jadi Incaran Para Artis

Kemudian, proses penyempurnaan manusia dilakukan oleh Sang Hyang Batara Wisnu di Gunung Pawinihan (Gunung Wilis).

"Terwujudlah sosok manusia yang lebih baik dan sempurna [seperti manusia sekarang ini], kejadian itu masih di daratan Jawa di Gunung Pawinihan [sekarang Gunung Wilis]," demikian keterangan dari Wikipedia.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Muji Lestari

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X