Uji Adrenalin di Miniatur Raung: Gunung Ringgit Situbondo, Pendek Namun Bertebing 90 Derajat

photo author
- Selasa, 18 November 2025 | 16:45 WIB
Gunung Ringgit, gunung di Situbondo yang disebut sebagai miniatur Gunung Raung (Instagram/ @abidin_officialtrip)
Gunung Ringgit, gunung di Situbondo yang disebut sebagai miniatur Gunung Raung (Instagram/ @abidin_officialtrip)

Sinaran.id, Situbondo – Meskipun hanya menjulang setinggi 1.250 meter di atas permukaan laut (mdpl), Gunung Ringgit di Situbondo bukanlah destinasi pendakian yang bisa dianggap remeh.

Terletak di kawasan Desa Pasir Putih, gunung ini mendapat julukan sebagai Miniatur Gunung Raung karena memiliki jalur ekstrem yang menguji nyali dan keterampilan teknis pendaki.

Gunung Ringgit menawarkan rute pendakian yang relatif pendek, dengan perkiraan durasi tempuh menuju puncak sekitar 5 jam.

Namun, waktu singkat ini dipenuhi dengan tantangan berat. Para pendaki akan dihadapkan pada medan yang terus menanjak tajam, bahkan di beberapa titik, kemiringan tebingnya dapat mencapai 90 derajat.

Baca Juga: Surabaya Punya Harta Karun Kuliner: Nasi Empal Undaan yang Legend, Sepi Pengunjung Namun Banjir Pesanan Ojol

Tingkat kesulitan jalur Ringgit menuntut kondisi fisik prima dan konsentrasi tinggi.

Untuk mengatasi medan terjal yang bersebelahan langsung dengan jurang, pengelola telah memasang tali dan tangga besi di beberapa titik kritis, menjadikannya arena yang pas untuk latihan para pecinta alam.

"Bukan hanya seru dan memacu adrenalin, Gunung Ringgit juga seringkali dijuluki sebagai miniatur Gunung Raung," tulis laman Superlive.

Keterampilan dasar panjat tebing hampir mutlak dibutuhkan untuk menaklukkan rute ini.

Jalur pendakian Gunung Ringgit dimulai dari Klatakan, melintasi perkampungan dan jalan berbatu yang dikelilingi vegetasi rapat.

Baca Juga: Bikin Boros Nasi! Resep Praktis Teri Pete Balado Homemade yang Pedasnya Menggugah Selera

Sekitar 1,5 jam perjalanan, pendaki akan tiba di Desa Gunung Agung, lokasi Pesarean Raden Tjondrokusumo, seorang bangsawan yang konon merupakan bupati pertama Situbondo.

Adanya makam ini membuat sebagian jalur awal dilengkapi dengan anak tangga untuk memudahkan para peziarah.

Namun, setelah melewati area pesarean, jalur seketika berubah menjadi ekstrem, dengan vegetasi yang semakin rapat dan ancaman jurang di kanan-kiri jalur.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Muji Lestari

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X