Sinaran.id, Jombang - Di tengah popularitas masif gunung-gunung di Jawa Timur, Gunung Anjasmoro (2.372 mdpl) justru memilih jalur yang berbeda: sepenuhnya tertutup untuk aktivitas pendakian.
Keputusan ini dikeluarkan oleh Taman Hutan Raya (Tahura) Raden Soerjo, dengan alasan utama menjaga ekosistem yang masih perawan dan meminimalkan risiko bahaya.
Berbeda dengan tetangganya yang ramai, seperti Arjuno atau Welirang, Anjasmoro memang tidak pernah dibuka secara resmi.
Gunung ini ditetapkan sebagai kawasan konservasi dengan integritas alam yang masih utuh.
Baca Juga: Tantangan Baru di Selatan Jawa: Sensasi Kano Muara dan Sunset Dramatis di Pantai Blado Trenggalek
Konservasi dan Perlindungan Flora Fauna
Alasan utama penutupan Anjasmoro adalah untuk melindungi kekayaan hayati yang ada di dalamnya.
Kawasan ini dikenal memiliki ekosistem yang luar biasa, dihuni oleh banyak flora dan fauna yang dilindungi.
"Gunung ini ditutup untuk pendakian, alasannya kondisi gunung masih utuh dan banyak flora fauna yang dilindungi," jelas akun Instagram @widyaindahn.
Kehadiran pendaki, terutama pendaki ilegal, dikhawatirkan dapat merusak keseimbangan dan ekosistem unik tersebut.
Baca Juga: Bakso Keju Lumer Kuah Pedas: Sensasi Nikmat Bakso Pikat Jogja yang Jadi Incaran Para Artis
Medan Ekstrem dan Bahaya Topografi
Selain pertimbangan ekologis, keselamatan pendaki menjadi faktor penentu lainnya. Anjasmoro dikenal memiliki medan yang sangat ekstrem dan tidak bersahabat.
Jalur pendakian yang ada tidak populer dan masih minim penanda yang jelas. Medannya super licin, curam, terjal, dan memaksa pendaki untuk menerobos semak-semak lebat yang basah.
Artikel Terkait
Misteri Alas Lali Jiwo Gunung Arjuno: Hutan 'Lupa Jiwa' yang Menguji Mental Pendaki
Dinilai Membahayakan, Pendakian Gunung Arjuno Welirang Ditutup Total Akibat Curah Hujan Ekstrem
Uji Adrenalin di Miniatur Raung: Gunung Ringgit Situbondo, Pendek Namun Bertebing 90 Derajat
Gunung Pegat Blitar, Tempat Bertapa Dewi Kilisuci dan Mitos Perceraian Pasangan Kekasih
Gunung Lawu: Menguak Misteri Tiga Puncak Sakral Jawa dan Fenomena Pasar Setan